Panca Saddha
A. Pendahuluan
Agama Budha adalah sebuah agama yang tercipta atas dasar ketidak puasan
sang raja Sidharta dengan keadaan India pada saat itu. Di India mayoritas
penganut agama Hindu yang dikuasai oleh kaum Brahmana sebagai jembatan untuk
menuju dewa, dengan sesaji-sesaji dan upacara korban sebagai ritualnya.
Dan ketika sang saja Sidharta keluar dari kerajaan ia melihat banyak
sekali perbedaan di dalam istana dan di luar, ia melihat ada orang yang mati,
sakit, tua, dll dengan ketidak puasan itulah Sidharta pergi ke hutan untuk
melakukan betapa (synyasin) setelah betapa tersebut Sidharta mendapat
pencerahan maka disebut sebagai Budha. Sidharta Budha Gautama mengajarkan
ajaran-ajaran yang ia dapatkan kepada orang lain.
Salah satu ajarannya tentang saddha yaitu keyakinan. Dalam agama Budha
terdapat lima kepercayaan yang harus diyakini oleh umat Budha yang disebut
dengan Panca Saddha (lima keyakinan) yang akan kita
jelaskan di dalam makalah ini.
B. 1. Pengertian Saddha
Saddha adalah kata yang berasal dari bahasa Pali sedangkan dalam bahasa
sansekerta yaitu Sradha, makna dari sradha/saddha yaitu suatu
kepercayaan/keyakinan yang benar. Jadi saddha/sradha adalah keimanan yang dimiliki oleh umat Budha. Di dalam agama Budha terdapat
sepuluh unsur yang harus dapat kita pahami yaitu :[1]
1. Sanghyang Adi Buddha = Tuhan Yang Maha Esa
2. Triratna/Tiratana = Tiga Mustika (Buddha, Dharma, Sangha)
3. Arahat/Arhat = Tingkat Kesucian Tertinggi
4. Bodhisattva/Bodhisattwa = Calon Buddha
5. Tilakkhana = Hukum Tiga Corak Umum
6.
Paticca-Samuppada =
Hukum Pokok Permulaan Sebab Akibat yang saling bergantungan
7.
Kharma/Kamma = Hukum
perbuatan yang dilakukan oleh pikiran, kata-kata dan badan.
8.
Punabbhava/Punarbhava =
Tumimbal Lahir
9.
Cattari Ariya Saccani =
Empat Kebenaran Mulia (Empat Kesunyataan)
10.
Nibbana/Nirwana =
Padamnya Nafsu dan Kekotoran.
Di dalam agama Budha terdapat lima keyakinan yang harus mereka percayai
yaitu yang disebut dengan Panca Saddha/ Panca Sraddha :
1. Keyakinan terhadap Adhi Budha
2. Keyakinan Terhadap Para Budha,
Bodhisatwa dan Arahat
3. Keyakinan Terhadap Hukum Kasunyataan
4. Keyakinan Terhadap Kitab Suci
(Tripitaka)
5. Keyakinan Terhadap Nibbana.
2. Saddha Pertama :
Keyakinan Terhadap Sang Hyang Adhi Budha
Di dalam agama Budha mereka mempercayai
bahwa adanya Tuhan yang transenden, mereka meyakini Tuhan itu maha Esa yang
biasa mereka sebut dengan Sang Hyang Adhi Budha.
Sang Hyang Adhi Budha adalah
Dharmakaya yang didalamnya mengenai hakikat dan inti kenyataan dari agama
tentang Budha yang mempunyai kaitan erat dengan makna Adhi Budha dan oleh
aliran Tanrayana yang mereka anggap itu sebagai Tuhan.
Aliran Mahayana Di indonesia menyebut
Sang Hyang Adhi Buhda sebegai Tuhan yang Maha Esa yang disebut dengan istilah “Swayambu Lokananta” (pelindung dunia), yang bersemayam di Nirwana[2].
Sang Hyang Adhi Budha adalah Tuhan yang mutlak, yang maha kuasa, yang
menjadi sumber dari alam semesta. Tuhan yang Maha Esa dapat bermanifestasi
kedalam tiga wujud yaitu :
Panca Dhyani Budha (lima Budha di
alam Luhur)
·
Vairocana
·
Akshobya
·
Ratnasambhava
·
Amitabha
·
Amoghasiddha
Panca Dhyani Bodhisattwa (lima
Bodhisattwa di alam luhur)
·
Samanthabadra
·
Vajrapani
·
Ratnapani
·
Avalokiteshvara
·
Visvapani
Panca Manushi Budha (lima Budha di
alam manushi)
·
Kakusandha
·
Konagammana
·
Kasyapa
·
Gotama
·
Maitreya
3. Sejarah Ketuhanan dalam
Agama Budha
Konsep Adi Budha adalah sebuah
konsep yang muncul dari perkembangan Budhisme Teistik yang merupakan tahapan
akhir dari Mahayana dan dipengaruhi oleh aliran Siwaisme dalam agama hindu.
Perkembangan ini khususnya ditemukan di Nepal dan Jawa. Sementara asalnya dari
Benggala. Konsep ini mencapai pengembangan sepenuhnya dalam literature
Kalacakra. Ada yang mengajukan hipotesis yang mengajukan bahwa perkembangan ini
merupakan usaha dari Budhissme dari asia tengah untuk menghadapi perkembangan Islam dengan
menunjukan bahwa Budha juga memiliki atu tuhan atau Monotheistic, hal yang
fundamental dari doktrin ini menimbulkan budha-budha yang lain atau
penyebutannya yang brbeda-beda sesuai dengan sektenya.
Sulit untuk menentukan kapan konsep adi budha atau
paramadi muncul untuk pertama kalinya, Csomo Korosi mengatakan bahwa nama dan
system yang dikaitkan dengannya berhubungan erat dengan Srikalacakra-tantra,
sebuah tantra yang terang-terangan salivate dalam inspirasinya yang muncul pada
abadke 10 atau 11 masehi, namun kata Adi BUdha sudah terlebih dahulu muncul
dalam Namasangiti sebagai nama Manjusri, sebuah kitab yang dianggap lebih dini
dari abad ke-10 karena diperkirakan tulisan yang mengomentari kitab tersebut
ditulis setidaknya pada abad ke 7 masehi.
Secara garis besar perkembangan konsep Adi Budha mempunyai 3
periode yaitu:
1.
Peiode
pertama (Budhisme Esoterik campuran), meliputi asal dan pembentukan dalam dua
jenis system, yaitu Madhyamika dan Vijnaptivada. Dalam periode ini hanya
tersirat benih dari budhisme Esoterik. Berbagai aturan upacara keagamaan,
lukisan dan patung-patung berbagai Budha disusun secara terpisah, tak lengkap
dan tidak teratur. Sutra Suiddikara dan Sutra Subahu-parprccha adalah sutra-sutra
esoteric yang tergolong periode ini.
2.
Perode
kedua, (Budhisme esitorik murni). Mengatur dan mengistematisasi periode pertama serta menambahkan arti
filosofis. Madhyamika mensistematiasi aturan upacara dan konsep filososfis
bersama-sama, dan yoga hanya membicarakan persoalan-persoala yang
filosofis.pada tingkatan ini Budhisme esoteric merupakan perkembangan lebih
awal dari pada esoteric Hinduisme dan agama lain. Sutra Maha-Vairocanabhisamabidhi, sutra Tattvasangraha an sutra
paramadi tergolong dalam periode ini.
3.
Periode
ketiga, terlihat munculnya aliran yang berlawanan dari aliran resmi setelah
berdirinya Budhisme esoteric murni. Sutra Guhya-samaja merupakan salah satu
dari periode ini.
Umat Budha di Indonesia sejak zaman Mataram kuno sudah menyakini
adanya Tuhan yang maha esa, terbukti dari symbolism yang terpancar dari stupa
mandala di candi Borobudur , bahwa agama BUdha yang dipeluk oleh rakyat sejak
zaman sriwijya, mataram kuno, syailendra dan majapahit. Dan beberapa kitab yang
menggunkan istilah sang adi budha.[3]
4. Saddha Kedua :
Keyakinan Terhadap Para Budha, Bodhisattwa dan Arahat
a. Keyakinan Terhadap Para
Budha
Umat Budha harus
mempercayai adanya Budha-budha, terdapat 27 Budha yang terdahulu sedangkan
Sidharta Budha Gautama adalah Budha yang ke-28. Semua Budha mengajarkan sesuatu
yang sama kepada pengikutnya yaitu Dharma dan kebijaksaan untuk melepaskan
penderitaan.
Buddha juga dapat
disebut Arahat, tetapi sebagai Arahat istimewa karena Buddha mencapai Nibbana
dengan kekuatan sendiri tanpa bantuan makhluk lain.
Setiap agama bersendikan ketuhanan
yang maha esa, terlepas dari pengertian and makna yang diberikan oleh tiap-tiap
agama terhadap Tuhan Ynag Maha Esa, demikian pula agama Budha, percaya adanya
Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan adalah mutlak, yang tertinggi, yang maha esa, dan
maha segala-galanya.
Kepercayaan terhadap Tuhan Ynag Maha
Esa dalam agama Budha kita dapatkan dari sabda-sabda Sang Budha Gautama,
seperti yang dilusikan dalam kitab suci Udana “para Bhikkhu, ada yang tidak
dilahirkan, ada yang tidak tercipta, dan yang mutlak”.
Untuk memahami yang mutlak ini,
seorang harus mengembangkan pengertiannya, yang hanya dapat dicapai oleh insan
yang sadar, yang telah membebaskan diri dari cengkraman kamma dan
tumimbal-lahir. Pengertian ini tidak dapat dimiliki oleh manusia yang bathinnya
masih dicengkram oleh keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathin.
Ada 3 Ovada (tiga nasihat sang
Budha) yaitu :
1.
Sabba
papassaa karanam: jangan berbuat jahat.
2.
Kusalassa
Upasampada: tambahlah kebaikan.
3.
Sacittapariyo
Dapanam: sucikan hati dari pikiran kotor[4].
Sanghayang Adi Budha adalah konsep ketuhanan
agama Budha yang digunakan oleh Budhisme di Indonesia. Nama ini digunakan oleh
Y.M. Ashin Jinarakkhita pada saat membangkitkan Buddhisme di Indonesia.
Para penganut Mahayana di Indonesia
menganggap bahwa sang hyang Adi Budha sebagai tuhan yang maha esa yang juga
disebut “ Swayambu Lokananta” (pelindung dunia)nyang berkedudukan di nirvana dan
Anista Buwana yaitu alam diatas segala alam. Jadi, sang hyang adi budha adalah
Dharmakaya( kebenaran yang permanen, tidak berbeda dan dapat dipahami tetapi
penjelasan yang mendetail tentangnya beragam menurut aliran-aliran agma Budha
yang berbeda), yang kekal, yang abadi, tanpa awal, tanpa akhir tanpa bentuk
meliputi segala sesuatu yang hanya dapat ditelusuri oleh mereka yang telah
mencapai kesadaran tertinggi.
Agama Budha Indonesia adalah
Monotheisthic, karena percaya pada satu tuhan yaitu Tuhan Yang MahaEsa, istilah Adi Budha telah digunakan sejak zaman
nenek moyang sebelum Majapahit.
Istilah Adi Budha dianggap berasal
dari Mahayana di Benggala. Di Nepal selain Adi Budha dikenal juga dengan
Adinata yang berarti pelindung utama . bukti pertama konsep Adi Budha ini
terdapat dalam kitab “Nama-sangiti” karya Bikkhu Indonesia bernama
Chandrakirti. Theologi agama budha di Indonesia menyimpulkan sang hyang adi
budha adalah merupakan sesuatu yang maha sakti, maha mengetahui, maha agung.
b. Keyakinan Terhadap Bodhisatwa
Bodhisattva belum menjadi Buddha atau disebut calon
Buddha dan belum mencapai Nibbana. Sekarang Bodhisattva berjuang untuk menjadi
seorang Buddha dengan mencapai Bodhi yang sempurna sementara seorang Arahat
adalah berhubungan dengan nirvana. Seorang Bodhisattva, yang mengikuti ide
Mahayana, bertujuan pada kebaikan yang paling tinggi bagi dirinya sendiri dan
juga bagi yang lainnya.
Budha Gautama adalah Budha yang
terakhir atau yang ke-28[5], semua Budha mengajarkan ilmu yang sama yaitu
Dharma dan kebajikan untuk pembebsan mutlak dari penderitaan, Nibbana baik
dalam Hinayana maupun Mahayana, kedua-duanya mengajarkan pelajaran dan tujuan
yang sama hanya mungkin upacara-upacara keagamaannya yang agak berlainan.
Sejak
abad pertama Masehi, bakti mempengaruhi Agama Buddha, dan makin lama pengaruh
itu semakin kuat. Karena timbulnya unsur
penyembahan ini berubahlah keterangan tentang ajaran mengenai tempat
perlindungan orang Buddhis. Dalam Mahayana tempat perlindungan itu adalah para
Buddha, anak-anak Buddha atau Bodhisattwa dalam arti yang luas dan Dharmakaya. Demikianlah
di dalam Mahayana timbul ajaran tentang 'banyak Buddha', yang diuraikan secara
mitologis
Ajaran
tentang banyak Buddha dijabarkan dari ajaran tentang Lima skandha, atau Lima
unsur yang menyusun hidup manusia. Semula diajarkan bahwa manusia terdiri dari
Lima skandha, yaitu:
· Rupa (tubuh)
· Wedana
(perasaan)
· Samjna
(Pengamatan)
· Samskara
(kehendak, keinginan)
· wijnana
(kesadaran).
Ajaran kelima ini pun diterapkan pada diri Budha sendiri diajarkan bahwa
budha sendiri terdiri dari lima Skandha.[6].
Secara etimologi, bodhisattwa terdiri dari kata
Bodhi yang berarti suci, dan satwa yang berarti makhluk. Jadi Bodhisattwa
artinya mahluk suci. Secara harpiah Bodhisatwa orang yang tabiatnya adalah mahluk
yang sempurna, orang yang mempersiapkan diri untuk mencapai tingkatan Budha.
Menurut sifat-sifat dan kebijaksanaannya, bodhisatwa dibagi menjadi tiga :
·
Bodhisatwa pannandihika, ialah
bodhisatwa yang didalam usahanya
mencapai tingkatan kebudhaan lebih mengutamakan
kebijaksanaan dimana lebih banyak mengadakan perenungan terhadap hakekat
dari hidup dan kehidupan ini dengan melakukan semadhi. Pada tingkatan ini yang
paling cepat untuk mencapai tingkatan budha yang tertinggi yaitu samma sambudha.
·
Bodhisattwa Saddhandika, yaitu yang dalam usahanya untuk mencapai tingkat
kebudhaan lebih mengutamakan keyakinan terhadap dhamma yang diajarkan sang
Budha. Penerangan yang
dicapai yaitu dengan jalan berguru.
·
Bodhisatwa Viriyadhika. Adalah yang dimana
didalam usahanya untuk mencapai tingkat kebudhaan lebih mengutakan pengabdiann
kepada penderitaan semua makhluk dengan kemauan kerasnya. Bilamana Bodhisatwa
ini telah mencapai penerangan sempurna
disebut dengan pacceka Budha. Pencapaian ini tanpa bimbingan guru, melainkan
usahanya sendiri.
c. Keyakinan Terhadap
Arahat
Arahat
ialah orang suci tingakt tinggi yang telah membasmi sebanyak lima belenggu pada
tingkatan anagami ditambah lima belenggu lagi. Yakni: Ruparaga,aruparaga, mana,
uddhaca, dan avija. Dengan magga yang telah dipergunakan dan phala yang
diperoleh yaitu terbebas dari kelahiran dan kematian dialam manapun juga dan
inilah yang disebut orang keramat yang telah bersatu denagn sang adi budha.
Arahat
lebih suci dari Bodhisattwa karena Arahat telah terbebas dari Kilesa (hawa
nafsu), dan mencapai Nibbana. Sedangkan Bodhisattwa belum dapat membasmi Kilesa
dan belum mencapai Nibbana, masih mengalami kelahiran dan kematian. Tetapi
mengenai cita-cita seorang Bodhisattwa lebih tinggi dari seorang Arahat karena
seorang Bodhisattwa bercita-cita ingin menjadi Buddha pada masa kehidupan yang
akan datang.
.
Terdapatlah
perbedaan-perbedaan antara Arahat dengan Buddha, Arahat dengan Bodhisattva,
Budha dengan Bodhisattva.
1
Buddha juga dapat disebut Arahat, tetapi
sebagai Arahat istimewa karena YMS Buddha mencapai Nibbana dengan kekuatan
sendiri tanpa bantuan makhluk lain.
2
Bodhisattva belum menjadi Buddha atau disebut
calon Buddha dan belum mencapai Nibbana.
3
Arahat lebih suci dari Bodhisattva, karena
Arahat telah terbebas dari Kilesa, dan mencapai Nibbana.
Arahat lebih suci dari Bodhisattva, karena Arahat
telah terbebas dari Kilesa, dan mencapai Nibbana. Sedangkan Bodhisattva belum
membasmi kilesa dan juga belum mencapai NIbbana.Tetapi mengenai cita-cita
seorang Bodhisattva adalah lebih tinggi dari pada seorang Arahat, karena
seorang Bodhisattva bercita-cita menjadi Buddha.
C. Kesimpulan
Saddha adalah suatu
sistem kepercayaan umat budha. Sistem tersebut terdiri dari lima aspek yaitu : 1.
Keyakinan terhadap Adhi Budha , 2. Keyakinan Terhadap Para Budha, Bodhisatwa
dan Arahat, 3. Keyakinan Terhadap Hukum Kasunyataan, 4. Keyakinan Terhadap
Kitab Suci (Tripitaka), 5. Keyakinan Terhadap Nibbana. Lima aspek ini disebut
dengan panca saddha/sraddha.
Sejarah ketuhana Buddha
berawal dari Konsep Adi Budha yaitu sebuah konsep
yang muncul dari perkembangan Budhisme Teistik yang merupakan tahapan akhir
dari Mahayana dan dipengaruhi oleh aliran Siwaisme dalam agama hindu. Konsep
ini berkembang di Nepal dan Jawa, dan konsep ini muncul di Benggala. Terdapat
tiga priode dalam perkembangan Konsep ketuhanan Sang Hyang Adhi Buddha yaitu:
Budhisme Esoterik campuran, Budhisme Esoterik murni, dan priode setelah
esoterik murni yang muncul aliran yang menentangnya yaitu Sutra Guhya-samaja.
Di dalam saddha pertama
yaitu percaya kepada Sang Hyang Adhi Budha. Ia adalah Tuhan yang Transenden,
mutlak, dan Tuhan yang esa. Di dalam kepercayaan Buddha, ia adalah Tuhan yang
telah menciptakan semua yang ada di alam semesta ini. Dan ia adalah pelindung
alam yang bersemayan di Nirwana.
Buddha adalah seseorang
yang telah mendapat pencerahan, mereka yang telah terlepas dari segala sesuatu
yang bersifat duniawi, para penganut Buddha mempercayai bahwa ada 27 Buddha
terdahulu dan Buddha yang terakhir (ke-28) adalah Siddharta Buddha Gautama.
Bodhisattwa adalah
seorang calon Buddha, ia hanya harus melewati Kilesa (hawa nafsu) sebelum
menjadi Buddha, meskipun ia adalah calon Buddha tetapi ia belum mencapai
Nirwana dan masih dapat kelahiran kembali (reingkarnasi).
Arahat adalah tahapan
tertinggi di dalam ajaran Buddha, ia telah membasmi lima belenggu di dalam
dirinya, dan ia adalah seorang yang telah mencapai Nirwana. Akan tetapi
cita-cita Bodhisattwa lebih tinggi dari pada Arahat, karena Bodhisattwa ingin
menjadi seorang Buddha.
Daftar Pustaka
Ali, Mukti. Agama-agama
Dunia . Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press, 1988
Hadikusuma, Hilman.
Antropologi Agama. Jakarta : PT. Citra Aditya Bakti, 1983
Hadiwjono,
Harun. Agama Hindu dan Budha. Jakarta:
gunung Mulia, 2010
Majelis Buddhayana Indonesia. Kebahagiaan Dalam Dhamma. Depok
: Bromo fc, 1998
Panjika. Rampaian Dharmma. Jakarta : DPP PERVITUB, 2004
[3]
Hudaya Kandahjaya. Adi Budha dalam Agama Budha di Indonesia. (Bogor:
Forum pengkajian agama budha, 2008)
[4]
Panjika. Rampaian Dharmma (Jakarta : DPP PERVITUB, 2004). hal.8
[5]
Mukti Ali. Agama-agama Dunia (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press,
1988) hal. 78
[6]
Harun Hadiwjono. Agama Hindu dan Budha. (Jakarta:gunung Mulia, 2010)
hal. 94
Lucky Club casino site - Live Casino reviews, bonuses, payout
BalasHapusFind out more luckyclub about Lucky Club casino site in 2021, reviews, bonuses, payouts, promos, promotions and more. Rating: 8.1/10 · Review by LuckyClub.live