Minggu, 12 April 2015

Ajaran-ajaran Utama Yahudi (Tuhan, manusia, dan nabi)




Ajaran-ajaran Utama Yahudi
(Tuhan, manusia, dan nabi)


1. Pendahuluan
            Agama Yahudi adalah salah satu agama terbesar di dunia, sebagai mana Kristen dan Islam. Dan dalam sejarah dikatakan bahwa agama Yahudi yang telah melahirkan agama – agama samawi (wahyu) di dunia ini seperti Kristen dan Islam, karena dari ketiga agama tersebut mempunyai sejarah yang sama yaitu Abraham atau di dalam dikatakan Ibrahim maka ketiga agama ini disebut dengan agama Brahamic yaitu agama yang di bawa oleh nabi Ibrahim / Abraham.
            Adapun keturunan dari Ibrahim yaitu Ishak yang kemudian mempunyai anak yaitu Yakub dan dari keturunan Yakub ini melahirkan Isa yang membangun agama Yahudi dan Kristen. Sedangkan agama Islam itu lahir dari anak nabi Ibrahim yang bernama Ismail yang kemudian dari keturunannya ini melahirkan Muhammad yaitu yang membawa agama Islam. Maka dari itu Ibrahim disebut dengan bapak agama karena dari keturunannya inilah yang dapat menghasilkan agama – agama bersar di dunia ini.
            Di dalam agama Yahudi terdapat pula ajaran – ajaran utama yang ada persamaan antara ketiga agama tersebut, maka dari itu disini kita akan menerangkan tentang ajaran utama pada Yahudi yaitu tentang Tuhan, tentang Manusia, dan yang terakhir tentang Nabi dan kenabian.

2. Ajaran – ajaran Utama Yahudi
            Agama Yahudi mempunyai beberapa pokok ajaran di dalamnya, terutama yaitu konsep tentang Tuhan, manusia, dan nabi. Ajaran – ajaran agama Yahudi bukanlah yang sering kali kita dengar dengan “Ten of Commendments” yaitu sepuluh perintah yang mana pada waktu itu Musa menerima sepuluh perintah tersebut dari tuhan dari bukit Sinai, akan tetapi sepuluh perintah ini adalah sebagian kecil dari sekian banyak ajaran – ajarannya, karena ajaran orang – orang Yahudi bukan hanya sepeuluh perintah ini saja.



A. Tuhan
                        Di dalam kitab suci orang Yahudi bahwasanya manusia dapat memperoleh makna dalam kehidupan ini tidak lain dari hasil pencarian mereka tentang Tuhan. Pada zaman tersbut orang – orang masih menyembah dewa – dewa seperti orang – orang Mesir, Babilonia, Syria, dan masyarakat yang kecil di tepi laut tengah tersebut, setiap kali adanya kekuatan yang hebat dari alam seperti badai, mereka menganggap bahwa itu adalah dewa badai, dewa hujan, dewa petir, dll. Pada waktu itu mereka masih berfaham dengan dinamisme.[1]
            Di dalam perjanjian lama dikatakan tentang dewa – dewa selain Yahweh       tetapi King James mengatakan adanya kesalah dalam kata Yahweh tersebut yang berubah menjadi “Jehova”. Jadi hal ini mengatakan bahwa kepercayaan orang di laut tengah kuno tersebut adalah monoteisme,  karena di dalam teks perjanjian lama tersebut butuh pemahaman yang mendalam sehingga kita dapat memahaminya secara benar jadi di dewa – dewa tersebut berasal dari Yahweh itu sendiri. “Kamu adalah Allah, dan anak – anak yang maha tinggi, kamu sekalian”(Maz 82:6), dan “Namun seperti manusia kamu akan mati dan seperti salah seorang pembesar kamu akan tewas” (Maz 82:7).[2]
            Setelah kedatangan Musa yang membawa ajaran tentang monoteisme (tauhid), ada banyak perubahan masyarakat yang mendalam dalam hal kepercayaan bagi bangsa Israel, yang pada awalnya mereka adalah pemuja dewa – dewa. Musa hadir membawa faham monoteisme, tak lain untuk memberantas kepercayaan – kepercayaan yang sesat tersebut.
            Di dalam “The old statements” (perjanjian lama) dijelaskan bahwasanya Tuhan Yahudi itu hanya satu yaitu Yahweh, dan di dalam ajaran Yahudi pula menjadikan Tuhan dalam bentuk yang Nampak dan memiliki sifat – sifat seperti manusia itu dilarang, hal tersebut karena mereka menolak adanya konsep ketuhanan Kristen yaitu “Trinitas” yang tidak sesuai dengan ajaran mereka yaitu monoteisme.[3]
            Orang yahudi berpendapat bahwasanya ada empat sifat yang tidak ada pada Tuhan yaitu: bersahaja, kacau balau, amoral, bermusuhan. Mereka menganggap bahwa tuhan itu tidak dapat disifati.
            Orang Yahudi mengatakan bahwa keberadaan alam semesta adalah sebagai bukti bahwa adanya Tuhan, mereka memandang adanya alam semesta ini tidak mungkin ada dengan sendirinya, akan tetapi pasti ada yang membuatnya. Mereka memahami adanya satu Tuhan yang menciptakan alam semesta ini.
            Yahudi memandang Tuhannya sebagai Tuhan yang tunggal, dan mereka juga menolak adanya paham dualistic yang mana kejahatan di itu berasal dari tuhan yang berbeda seperti Hindu, yang menganggap adanya saang pencipta Brahman, dan pelebur yaitu Siwa, mereka sangat menolak hal tersebut, karena Tuhan itu esa, Ia tidak berawal dan tidak berakhir, Ia adalah Tuhan segalanya yang tidak berwujud, yang maha pengasih dan maha penyayang.
            Di dalam kitab suci disebutkan bahwa Tuhan memiliki anggota badan seperti tangan Tuhan, sayap Tuhan. Akan tetapi orang - orang Yahudi sangat menolak hal tersebut karena Tuhan itu tidak dapat dicapai oleh akal, Tuhan itu tidak berwujud, akan tetapi di dalam kitab suci ini hanya mengkiaskan Tuhan seperti itu yang mungkin sama halnya dengan Islam yang mengatakan “yadullah” sebagai kekuasaan Allah.[4]
           
B. Manusia
            Orang Yahudi kuno mereka telah memikirkan manusia yang mana secara tidak langsung mereka memikirkan dirinya sendiri, mereka memikirkan semua itu untuk mencari makna yaitu mencari fakta tentang manusia tersebut yang tak lain untuk mencari kebenaran kehidupan, mereka sangat ingin sekali mencari tahu pengertian tentang keadaan hidup manusia agar mereka dapat mencapai kemampuan kreatifitas tertinggi yang dapat dicapai oleh manusia.
            Orang Yahudi mereka sadar akan keterbatasan manusia, di dalam perjanjian lama dikatakan “manusia adalah debu” (Maz 103: 14). “Tentang anak  anak manusia aku berkata dalam hati:”Allah hendak menguji mereka dan memperlihatkan kepada mereka bahwa mereka hanyalah binatang” (Pengkh 3:18)
            Karena nasib manusia adalah sama dengan nasib binatang, nasib yang sama menimpa mereka, sebagaimana yang satu mati, demikian juga yang lain. Kedua – duanya mempunyai nafas yang sama, dan manusia tidak mempunyai kelebihan atas binatang, karena segala sesuatu adalah sia – sia (Pengkh 3:19). Di dalam perjanjian lama ini mengatakan bahwa manusia itu sama halnya dengan binatang dan manusia pun mempunyai keterbatasan jamani dan rohani “sesungguhnya, dalam kesalahan akau diperanakan, dalam dosa aku dikandung ibuku”. (Maz 51:7)[5]
            Di dalam Alkitab di jelaskan bahwa manusia itu diciptkan berdasarkan gambaran dari Tuhan, akan tetapi Yahudi menolak hal tersebut, karena Tuhan itu tidak berfisik. Rambam mengartikan “gambar” sebagai sifat dari suatu hal tersebut, bukan dari bentuk fisik dari Tuhan.
            Di dalam diri manusia itu terdapat dua dorongan yaitu dorongan baik dan buruk yang disebut dengan Yetzer tov dan Yetzer ra. Yetzer tov bias kita artikan sebagai bisikan hati yang terkadang kita bimbang ketika ingin melakukan sesuatu perbuatan yang buruk, seperti mencuri. Dan Yetzer ra adalah keinginan atas keinginan pribadi seperti makan, mempunyai rumah, menikah, mempunyai anak, dll.
            Di dalam Talmud dikatakan bahwa perbuatan manusia itu murni hasil dari apa yang mereka inginkan, bukan dari sesuatu yang external (setan) karena orang Yahudi mempercayai bahwa kesalahan manusia itu tidak dapat dibebankan kepada orang lain dan mereka masing – masing yang akan mempertanggung jawabkannya.[6]
                       

C. Nabi dan Kenabian
Nabi berasal dari bahasa Ibrani yang berarti “orang yang dipanggil”, jadi nabi yaitu orang yang dipilih oleh Allah untuk menyampaikan ajaran – ajaran Allah kepada umat. Nabi bias disebut juga sebagai “hamba Allah”. [7]
Di dalam agama Yahudi nabi itu sangat banyak sekali yang mana diperkirakan sekitar 600.000, sedangkan di dalam Alkitab hanya tercatat sebanyak 55 nabi saja, nabi – nabi di dalam agama Yahudi mungkin dapat dikiaskan sebagai ‘Alim Ulama yang mengajarkan kepada kebaikan, di dalam Talmud dikatakan tulisan – tulisan nabi pun tidak akan berlaku lagi di masa mendatang, karena mereka menganggap setiap manusia itu dapat mencapai mental, spiritual, dan etis yang semburna dan siapapun akan mendapatkan Nubuatnya sendiri.[8]
Di dalam agama Yahudi, nabi itu tidak hanya dari laki laki, akan tetapi ada juga yang dari perempuan seperti Sarah, istri dari Ibrahim. Ada tujuh nabi perempuan dalam agama Yahudi.


Ada beberapa nabi yang  didasarkan pada Talmud dan Rashi:

1.Abraham
 2.Isaac
3.Jacob
4.Moses
5.Aaron
6.Joshua
7.Pinchas
8.Elkana
9.Eli
10.Samuel
11.Gad
12.Nathan
13.David
14.Solomon
15.Ido
16.Mikha bin Yimla
17.Obaja
18.Ahiyah orang Silo
19.Yehu bin Hanani
20.Azarya bin Oded
21.Yahaziel orang Lewi
22.Eliezer bin Dodawa
23.Hosea Hosea
24.Amos
25.Mikha
26.Amos (ayah dari Yesaya)
27.Elia
28.Elisa
29.Yunus ben Amitai Yunus
30.Yesaya Yesaya
31.joel Joel
32.Nahum Nahum
33.Habakuk Habakuk
34.Zefanya Zefanya
35.Uria Yeremia
36.Yeremia Yeremia
37.Yehezkiel Yehezkiel
38.Semaya
39.Barukh Yeremia
40.Neria (ayah dari Barukh)
41.Seraya Yeremia
42.Mehseiah (ayah Neria)
43.Hagai Hagai
44.Zakharia Zakharia
45.Maleakhi Maleakhi
46.Mordekai Bilshan Ester
47.Oded (ayah Azarya)
48.Hanani (ayah dari Yehu)



Nabi perempuan:
49.Hannah
50.Sarah
51.Miriam
52.Deborah
53.Abigail
54.Hulda
55.Esther[9]


3. Kesimpulan
               Konsep Tuhan dalam agama Yahudi tidak jauh berbeda dengan Islam, yang mana Tuhan mereka itu satu yaitu Yahweh, dan mereka pun tidak menerima adanya Tuhan yang berwujud manusia. Mereka memahami, Tuhan itu tidak berawal dan tidak pula berakhir.
            Konsep tentang manusia tidak jauh dari Yerzer tov dan Yerzer ra yang mana konsep ini yang dipahami oleh orang – orang Yahudi. Mereka mempercayai bahwa ketika manusia ingin melakukan keburukan maka Yerzer tov akan datang, antara melakukan dan tidak, sedangkan Yerzer ra adalah rasa keinginan yang internal di setiap individu manusia yang mana akan kebutuhan mereka seperti, menikah, mempunyai anak, dll.
            Nabi dalam konsep Yahudi itu adalah sebagai hamba Allah yang menjadi jembatan penghubung antara Tuhan dan ciptaannya. Dalam agama Yahudi ada banyak sekali nabi, diperkirakan sekitar 600.000, akan tetapi yang tercantum dalam Alkitab hanya ada 55 nabi. Di agama Yahudi pun nabi bukan hanya dari kaum pria akan tetapi ada yang dari kaum wanita, yang mana dijelaskan di dalam Alkitab sebanyak  tujuh nabi.







Daftar Pustaka
Arifin. M. Menguak Misteri Ajaran Agama – agama Besar. Jakarta: Golden Trayon Press, 1986
Smith, Huston. Agama – agama Manusia. terjemahan Saafroedin Bahar. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1985
Vriezen. C.  Agama Israel Kuno. terjemahan Dr. I.J Cairn. Jakarta: Gunung Mulia, 2006

http://www.jewfaq.org/g-d.htm, di akses pada 10-11-2014
http://www.jewfaq.org/human.htm, di akses pada 10-11-2014
 http://www.jewfaq.org/prophet.htm, di akses pada 10-11-2014        






[1] . M. Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama – agama Besar, (Jakarta: Golden Trayon Press, 1986), Cet. 1, h. 98
[2] . Huston Smith, Agama – agama Manusia, terjemahan Saafroedin Bahar,(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1985), hal, 301
[3] . Ibid, hal.302
[4] . http://www.jewfaq.org/g-d.htm, di akses pada 10-11-2014
[5]. Ibid, hal. 309
[6] . http://www.jewfaq.org/human.htm, di akses pada 10-11-2014
[7]. C. Vriezen, Agama Israel Kuno, terjemahan Dr. I.J Cairn, (Jakarta: Gunung Mulia, 2006), hal. 221
[8] . http://www.jewfaq.org/prophet.htm, di akses pada 10-11-2014       


Tidak ada komentar:

Posting Komentar